Pengertian Resesi dan Dampaknya Bagi Perekonomian

Resesi dalam ilmu ekonomi merupakan suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk. Terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut”, minggu (9/10/2022).[^1]

Jika resesi ekonomi terjadi dalam kurun waktu yang panjang, hal ini dapat menghambat pertumbuhan perekonomian dunia. Dengan turunnya semua indikator ekonomi seperti PDB, laba perusahaan, lowongan pekerjaan yang sedikit, dan faktor lainnya, dapat menyebabkan kekacauan ekonomi.

Tercatat pada sejarah dunia pernah mengalami krisis terparah pada tahun 2008 yang diakibatkan oleh bangkrutnya bank investasi terbesar ke-4 di Amerika Serikat (AS), Lehman Brothers. Bank ini bergerak sektor investasi, penjualan serta perdagangan saham dan obligasi, penelitian, manajemen investasi, saham dan perbankan swasta. [^2]

Lehman brothers dinyatakan bangkrut pada 15 September 2008. Ini merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah perbankan Amerika Serikat. Dari kejadian ini timbul krisis keuangan global pada saat itu.

Indonesia adalah salah satu negara terdampak resesi global pada tahun 2008. Jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap USD hingga sebesar 30 an persen, menyebabkan krisis yang tidak terhindarkan. Hal tersebut diakibatkan para investor asing menarik dana yang mereka miliki dari Indonesia.

Akan tetapi krisis terkelam yang dialami Indonesia terjadi pada tahun 1997-1998. Pada akhir-akhir periode 1997, Rupiah anjlok dari Rp. 3.250,- menjadi Rp. 4.000,- per dollar AS. Dikarenakan juga berbagai faktor, Rupiah kembali turun pada tiga pekan pertama Januari 1998 hingga sempat menyentuh Rp.17.000,- per dollar AS. [^3]

Oleh sebab pemerintah mengeluarkan pengumuman untuk merestrukturisasi bank-bank bermasalah dan mengatasi utang-utang swasta yang jatuh tempo pada April 1998. Sehingga kepercayaan masyarakat bertambah, pun juga dengan kesepakatan dari Letter of Intent dengan IMF.

Krisis di Indonesia pada periode 1997 diawali dari Negara Thailand yang mengalami krisis ekonomi. Hal ini diakibatkan oleh keputusan pemerintah PM Chavalith Yongchaiyud untuk mengembangkan nilai tukar Bath Thailand terhadap mata uang Dolar AS. [^4]

Berkurangnya pemasukan dari sektor ekspor, booming sektor properti, tingginya hutang luar negeri dari pihak swasta domestik dipicu dari kelemahan kebijakan ekonomi saat itu.

Sehingga dampak dari krisis yang terjadi di Thailand pada periode 1997 ini merembet ke kawasan Asia Tenggara. Tidak lepas Indonesia juga terkena Imbasnya.

Hal Yang Menyebabkan Resesi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya resesi. [^5] Namun yang perlu digaris bawahi adalah daya beli masyarakat terhadap produksi. Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan resesi.

Produksi dan Konsumsi Tidak Seimbang

Istilah Supply dan Demand tentu tidak asing bagi kita. Dimana kebutuhan masyarakat dan persedian barang di pasar harus seimbang. Resesi bisa terjadi jika produksi tinggi, namun daya beli masyarakat rendah. Sehingga akan terjadi penumpukan stock.

Sebaliknya jika produksi rendah dan permintaan masyarakat tinggi, pemerintah harus melakukan impor karena produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal tersebut akan mengakibatkan lemahnya pasar modal dan penurunan laba perusahaan.

Hutang Yang Berlebih

Ketidakmampuan individu atau perusahaan untuk melunasi utang akan berdampak pada kebangkrutan dan membalikkan ekonomi.

Penggelembungan Aset

Misalnya ketika seorang pedagang memutuskan untuk melikuidasi asset mereka. Hal tersebut bisa mengakibatkan para investor menjual saham induk mereka dan akan mengakibatkan panic selling yang berpotensi mengakibatkan resesi ekonomi.

Inflasi Dan Deflasi

Inflasi merupakan harga yang naik secara terus menerus. Sedangkan deflasi adalah kebalikan dari inflasi, yaitu harga mengalami penurunan secara terus menerus.

Tentunya dampak resesi terjadi di semua ruang hidup manusia, Termasuk Pemerintah, Perusahaan dan Masyarakat. Tapi di blog ini aku tidak akan membahas terlalu jauh soal pemerintah dan perusahaan, karena membutuhkan perhitungan yang sangat teliti.

Namun sebagai masyarakat juga tak akan bisa lepas dari dampak ini. Dimana hal yang sering terjadi adalah banyak PKH yang dilakukan perusahaan atau pemotongan upah dan gaji saat resesi ekonomi terjadi.

Cara Menghadapi Resesi

Langkah yang bisa kita ambil untuk menghadapi resesi adalah lebih berhemat dari kebiasaan yang kita lakukan setiap hari yang ada kaitannya dengan ekonomi.  Mengurangi pengeluaran dari pendapatan seperti gaji setiap bulannya.

Kemudian bisa menyiapkan dana darurat. Ketidakpastian resesi mengakibatkan kita harus mempunyai ancang-ancang. Kebutuhan dana darurat untuk seseorang yang masih lajang adalah 3-6 kali gaji dan untuk yang sudah menikah paling tidak 6-12 kali gaji. Dimana gaji adalah sesuai dengan kebutuhan masing-masing perbulan.

Mencari sumber pendapatan baru juga bisa menjadi jalan untuk menghadapi resesi. Karena krisis ini kaitannya dengan ekonomi, kebutuhan akan keuangan perlu juga untuk ditingkatkan.

Resesi memang menjadi masalah bagi setiap ruang gerak manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun segala perencanaan yang tepat dapat membantu kamu dan orang-orang di sekelilingmu menghadapi krisis.

 

Catatan Kaki:

[^1]: https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/20618

[^2]: https://yefadvisor.com/flashback-lehman-brothers/

[^3]: https://tirto.id/krisis-moneter-1997-1998-adalah-periode-terkelam-ekonomi-indonesia-f6YV?page=all

[^4]: https://wartasejarah.blogspot.com/2014/12/krisis-moneter-di-thailand-pada-tahun.html

[^5]: https://m.liputan6.com/hot/read/5089193/apa-itu-resesi-ini-dampak-dan-solusi-untuk-mengatasinya

Leave a Comment